Sirkus memiliki sejarah yang panjang di Eropa. Umumnya pelaku dan pemain di dunia sirkus dilakukan turun-temurun dan bagian dari keluarga. Termasuk, Sirkus Arena, yang dimiliki oleh Georg Frank alias Ehe Frank dari Jerman. Cerita tentang kehidupan sirkus dari sudut pandang anak-anak sekaligus cicit dari Ehe Frank tertuang dalam film berjudul Circusboy (Zirkuskind) yang menjadi film pembuka Europe on Screen 2025.
Adalah Santino, anak laki-laki berusia 10 tahun yang seumur hidupnya tinggal di lingkungan sirkus dan hidup berpindah-pindah mengikuti tempat tujuan mereka berikutnya. Ia adalah cicit alias generasi keempat dari Sirkus Arena. Ehe Frank memiliki putra bernama Markus Frank. Kemudian Markus memiliki putra bernama Gitano Frank, yang merupakan ayah Santino.
Gitano merupakan pelatih satwa dan juga penampil sirkus bersama satwa. Sedangkan istrinya Angelina alias Angie adalah pemain akrobat. Sedangkan Santino bersama adik laki-lakinya, Giordano, menjadi asisten. Santino berjualan mainan lampu untuk anak-anak dan membantu menyiapkan peralatan pemain sirkus. Sedangkan adiknya, menyiapkan para satwa.
Dalam film dokumenter berdurasi 84 menit ini penonton diajak untuk menyelami kehidupan sirkus, baik ketika mereka melakukan pertunjukan maupun dalam kehidupan sehari-hari, seperti perayaan ulang tahun, ketika mereka bersiap pindah ke kota tujuan, hingga cara mereka merawat para satwa. Ada banyak hal yang menarik dari film dokumenter asal Jerman ini. Yang pertama adalah cerita yang menarik disampaikan daei sudut pandang anak-anak. Kadang-kadang juga disampaikan dari sisi kakek buyut, Ehe Frank, yang telah berusia 80 tahun.
Santino nampak seperti anak laki-laki biasa yang penuh rasa ingin tahu, ingin berkontribusi ke keluarganya, tapi juga ingin bermain dan memiliki teman. Bagian ketika ia berpindah-pindah sekolah dan harus terus mengulang sesi perkenalan ke teman-teman barunya di sekolah itu terasa menyentuh.
Demikian juga dengan cerita Ehe Frank ketika ia memulai usaha sirkusnya. Keluarganya adalah keluarga sirkus, tapi ia sempat berhenti ketika menikah dan memiliki anak. Hingga kemudian anak-anaknya mengajak orang tuanya untuk membuka sirkus. Cerita tentang sirkus keluarga dan gajah sirkus yang bersama mereka lebih dari 50 tahun terasa mengharukan.
Ya, ada banyak sisi menarik dari dokumenter ini. Hal menarik kedua dari film ini adalah kedua sutradara, Julia Lemke dan Anna Koch, mengikuti rombongan sirkus ini selama setahun, sehingga penonton bisa melihat satu gambaran penuh kehidupan keluarga besar Frank dari musim semi hingga ke musim semi tahun berikutnya. Bagian musim dingin adalah bagian terberat bagi kehidupan pemain sirkus.
Hal menarik ketiga dan terakhir, film dokumenter ini menyenangkan dan bisa disaksikan keluarga, termasuk oleh anak-anak. Kemasannya tidak membosankan, tidak terpaku dengan model wawancara seperti pada film dokumenter pada umumnya. Julia Lemke dan Anna Koch menyelipkannya dengan animasi yang menggemaskan sehingga anak-anak akan menyukainya.
Film dokumenter Circusboy ini seperti surat cinta untuk sirkus. Film ini juga mengingatkan penulis pada serial buku favorit dari Enid Blyton berjudul Sirkus Pak Galliano di mana satwa sirkus dicintai dan semua pemain sirkus seperti keluarga besar.
Film Circusboy bisa disaksikan Sabtu (14/6) pukul 12.00 di GoetheHaus, pada 18 Juni pukul 16.30 di IFI Yogyakarta, dan 20 Juni pukul 18.30 Di Goethe Institut Bandung. Europe on Screen 2025 diadakan 13-22 Juni di tujuh kota, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Denpasar, Medan, Surabaya, dan Sidoarjo. Kalian bisa menyaksikan seluruh filmnya gratis.
The post Circusboy | EoS 2025 appeared first on montasefilm.
Circusboy menyenangkan dan kemasannya tidak membosankan, tidak terpaku dengan model wawancara seperti pada film dokumenter pada umumnya.
The post Circusboy | EoS 2025 appeared first on montasefilm. montasefilm