Ngobrol Santai Bareng Brian Durnin Sutradara Spilt Milk

Hari Jumat siang (13/6) adalah hari yang panjang dan sibuk bagi Brian Durnin, sutradara Spilt Milk. Ia melakukan maraton wawancara dengan berbagai media, disusul dengan talk show tentang membuat film anak, diakhiri dengan Q&A setelah pemutaran filmnya di GoetheHaus. Meski demikian ia nampak segar dan penuh semangat menemui MontaseFilm. Berikut wawancara wakil MontaseFilm, Dewi Puspasari, bersama Brian Durnin.

MontaseFilm: Hai Brian, ini apakah kunjungan pertamamu di Indonesia? Bagaimana kesanmu tentang Jakarta?

Brian Durnin: Saya tadi makan siang yang menyenangkan dengan kedutaan Irlandia. Kami banyak mengobrol tentang sejarah dan perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Dan saya juga bertanya tentang kemerdekaan dan bagaimana itu terjadi. Semua itu jadi sesuatu yang mencerahkan bagi saya. Saya juga senang melihat tempat baru. Di sini hangat. Hangat itu bagi saya bagus karena saat ini sangat dingin di Irlandia.

MontaseFilm: Wah itu kesan yang menarik. Apakah Anda merasa senang film Spilt Milk tayang di Europe on Screen di Jakarta?

Brian Durnin: Ya, pembukaan Europe on Screen tadi malam luar biasa. Ukuran layar dan auditoriumnya yang besar dan penuh itu keren keren. Jadi ya, saya sangat bangga. Saya bangga bisa mewakili Irlandia. Saya bisa berbicara dengan orang-orang dan mencoba memberikan sedikit pemahaman tentang sejarah dan budaya kami. Itu sangat menyenangkan. Saya merasa itu adalah hak istimewa saya.

MontaseFilm: Saya melakukan riset kecil tentang Anda dan mendapati Anda telah berkecimpung di industri film selama kurang lebih 20 tahun. Mengapa Anda jatuh cinta dengan film, apakah ada film atau sutradara yang menginspirasi?

Brian Durnin: Saya menyukai Alexander Payne, saya tidak tahu mengapa, saya pikir itu sangat menarik. Coen brothers, juga. Film-film mereka sangat bergaya. Ketika melihat film mereka, saya seperti percaya bahwa karakter-karakter mereka itu nyata. Film seperti About Schmidt membuat saya terpaku dan ingin tahu banyak tentang karakter. Saya juga menyukai Sofia Coppola karena ceritanya berfokus pada satu karakter. Ini seperti perjalanan kecil untuk menemukan karakter dan mencoba mencari tahu lebih banyak tentangnya.

MontaseFilm: Omong-omong apa film favorit Anda?

Brian Durnin: Jika Anda bertanya kepada saya saat kuliah, saya akan langsung menjawab Goodfellas Itu film yang luar biasa dan meskipun film gangster, film ini juga seperti film yang sangat berfokus pada karakter. Saya juga memfavoritkan About Schmidt dan Lost in Translation. Saya juga sebenarnya menyukai Wes Anderson, meski ia tidak memberikan pengaruh besar ke karya saya.

MontaseFilm: Lantas bagaimana dengan industri film Irlandia menurut Anda?

Brian Durnin: Kami punya banyak sutradara hebat. Seperti The Banshees of Inisherin karya Martin McDonagh. Saya menyukainya. Teman saya, Colm Bairéad, membuat film berjudul The Quiet Girl, yang sangat memukau, sekali lagi hanya berbasis karakter. Film Irlandia favorit saya adalah The Butcher Boy karya Neil Jordan. Ini adalah film yang menarik tentang seorang anak yang unik. Saya tertarik pada karakter dan mengeksplorasi karakter, dan saya suka ketika karakter awalnya tidak begitu disukai atau memiliki berbagai masalah. Alexander Payne melakukannya dengan sangat baik, ia memulai dengan karakter yang tidak Anda ketahui, dan kemudian sedikit demi sedikit Anda mulai memahaminya, meski mungkin mereka tidak sempurna.

MontaseFilm: Saya telah menonton video trailer Spilt Milk itu terlihat sangat menarik, saya ingin mendengar lebih banyak tentangnya, apa pesan utama saat itu yang ingin Anda sampaikan saat membuat film tersebut?

Brian Durnin: Jadi Bobby, karakter utama dalam Spilt Milk, dalam perjalanan ini mempelajari hal-hal yang gelap dan menemukan beberapa hal tentang lingkungannya, keluarganya, yang semuanya sulit bagi seorang anak. Itu tidak mudah, meskipun ia akhirnya berubah sebagai pribadi, ia masih memiliki sifat kekanak-kanakan, karena ia masih anak-anak. Ada pesan dan harapan bahwa sebuah keluarga harus bersatu. Termasuk, hubungan antara anak laki-laki dan ayah. Di film ini karakter ayah Irlandianya sangat khas, dia cukup kasar dan dia bisa sangat keras, tetapi sebenarnya ia mencintai keluarganya, hanya tidak pandai mengekspresikannya. Sang ibu menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan mendengarkan orang lain dan tidak benar-benar mengambil tindakan, tapi kemudian ia menemukan suara. Jadi pesan berikutnya adalah menemukan suara Anda dan tidak takut untuk mengekspresikan suara Anda jika Anda melihat sesuatu yang salah di dunia.

MontaseFilm: Apa yang membuat Anda ingin bercerita tentang anak-anak?

Brian Durnin: Saya rasa saya menyukai cerita yang menggunakan sudut pandang anak-anak karena hal itu memungkinkan saya untuk pergi ke tempat yang berbeda, melihat dunia melalui sudut pandang yang berbeda dari saya, jadi tanpa beban, tanpa semua pernak-pernik kedewasaan,

MontaseFilm: Bagaimana rasanya bekerja dengan anak-anak? Apa tantangannya membuat film anak?

Brian Durnin: Kami sangat diberkati dengan anak-anak ini. Mereka benar-benar luar biasa, seperti setiap hari mereka muncul, dan mereka tahu semua, apa yang harus mereka lakukan hari itu, mereka tahu semua dialog mereka. Bahkan lebih dari itu, mereka memiliki pemahaman tentang naskah, yang benar-benar asli. Mereka memahami karakternya dan apa yang ingin kami sampaikan. itu adalah suatu hari di lokasi syuting saat kami melakukan sebuah adegan, dan Killian, yang memerankan Bobby, mengucapkan sebuah dialog, dan saya seperti, saya tidak tahu apakah itu dialog Anda. Saat mengarahkan anak-anak, saya merasa mereka begitu pintar. Sangat penting untuk bersikap terbuka kepada mereka, jujur, dan terus terang. Misalnya tentang pengambilan adegan tertentu. Saya berkata ke Cillian, pemeran Bobby “Inilah yang akan kita lakukan hari ini. Apakah Anda setuju dengan itu? Apakah Anda memahami di mana kita berada dalam cerita, karena kita mengambil gambar di luar urutan?” Itulah catatan yang saya berikan kepada mereka.

MontaseFilm: Apakah film Spilt Milk diangkat dari naskah asli, kisah nyata atau kisah adaptasi?

Brian Durnin: Film ini terinspirasi dari kisah nyata, Ada kejadian di tempat tersebut di mana para ibu menentang pengedar narkoba. Ini terjadi di beberapa blok apartemen di pusat kota Dublin. Mereka berbaris melawan pengedar narkoba, lalu mengepung rumah pengedar narkoba terkenal dan menuntut agar mereka mengeluarkan narkoba dari daerah itu, karena itu membunuh anak-anak mereka. Sementara, Bobby O’Brien dan keluarga yang menjadi pusat cerita, semuanya fiktif, yang dibuat oleh Kara. Penulis kita, Kara Loftus, meneliti hal tersebut selama ini, dan apa yang dilakukan para ibu. Lalu ia menciptakan keluarga O’Brien dan konsep ini.

MontaseFilm: Apa Anda kesulitan dalam menyutradarai film panjang pertama karena selama ini lebih sering menyutradarai film pendek?

Brian Durnin: Saat membuat film pendek saya bisa lebih bermain-main dengan bentuk dan narasi. Sedangkan ketika saya berurusan dengan film panjang, saya sangat sadar tentang apa yang mungkin dirasakan penonton, secara emosional, apakah mereka bosan, atau lelah, atau tidak terhubung. Saya berpikir tentang struktur keseluruhan.

MontaseFilm: Apakah Anda memiiki proyek atau rencana berikutnya? Mungkinkah film panjang pertama ini tampil lebih luas misalnya di bioskop?

Brian Durnin: Mudah-mudahan kami bisa segera merilisnya secara umum di Irlandia, dan di AS Saat ini saya punya dua proyek. Saya punya proyek, adaptasi dari sebuah buku dan kami sedang mengerjakan skenarionya. Saya juga ada proyek dengan produser Spilt Milk tentang film komedi. Kami tidak pernah yakin proyek mana yang akan didanai dan kapan pendanaan akan datang. Jadi saya biasanya mengerjakan tiga atau empat hal yang berbeda pada satu waktu untuk melihat mana yang lolos pendanaan.

MontaseFilm: Apakah Anda punya beberapa kiat untuk para sineas lain?

Brian Durnin: Kiat terbaik adalah memilih hal yang Anda yakini, Anda tahu, seperti menemukan jalan masuk ke dalam cerita dan terhubung di dalamnya. Membuat film itu sulit, sulit mendapatkan pendanaan dan kemudian banyak sekali kerja keras untuk membuatnya. Jadi, jika Anda tidak melihat sesuatu di sana yang membuat Anda terhubung, itu akan sulit.

MontaseFilm: Apa yang Anda harapkan dari penonton film Anda di Indonesia

Brian Durnin: Saya berharap mereka suka akan filmnya dan suka akan Bobby. Saya pikir jika Anda menyukainya, maka Anda akan peduli dengan dunianya.

Baca Ulasan Film Spilt Milk

The post Ngobrol Santai Bareng Brian Durnin Sutradara Spilt Milk appeared first on montasefilm.

​Hari Jumat siang (13/6) adalah hari yang panjang dan sibuk bagi Brian Durnin, sutradara Spilt Milk. Ia melakukan maraton wawancara dengan berbagai media, disusul dengan talk show tentang membuat film anak, diakhiri dengan Q&A setelah pemutaran filmnya di GoetheHaus. Meski demikian ia nampak segar dan penuh semangat menemui MontaseFilm. Berikut wawancara wakil MontaseFilm, Dewi Puspasari, bersama
The post Ngobrol Santai Bareng Brian Durnin Sutradara Spilt Milk appeared first on montasefilm.  montasefilm 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *