Memanfaatkan dan Mewariskan Teori Montase Soviet dalam Sinema Non-Mainstream

Teori Montase Soviet merupakan metode pembuatan film yang menekankan pada bagaimana pilihan membentuk makna, bukan sekadar menata adegan secara kronologis. Eisenstein (1949) menyatakan bahwa pengeditan dan penggabungan berbagai gambar memberikan arti pada film. Sergei Eisenstein, Lev Kuleshov, dan Dziga Vertov merupakan tokoh-tokoh penting yang masing-masing memiliki metode unik untuk mengembangkan konsep ini. Sergei Eisenstein menghasilkan makna baru melalui penggabungan gambar-gambar yang dikenal sebagai montase intelektual, contohnya dalam Battleship Potemkin. Lev Kuleshov kemudian memperlihatkan bahwa arti sebuah gambar tergantung pada konteks pemakaiannya. Dziga Vertov memakai montase dalam teori Kino-Eye-nya untuk memperlihatkan realitas yang lebih hidup. Teori ini menjelaskan bahwa film bukan hanya sekadar dokumentasi; film juga mampu membentuk pandangan dan emosi penontonnya. Ini memiliki dampak besar pada kemajuan sinema modern. Sejarah singkat tentang asal mula teori montase di Rusia.

Teori Montase Soviet berkembang selama Revolusi Rusia dan Perang Saudara pada tahun 1919. Pada tahun yang sama, Lev Kuleshov, seorang filmmaker Soviet, mendirikan sekolah film di Moskow. Kuleshov menciptakan teori film yang dikenal sebagai Efek Kuleshov saat mengelola sekolah tersebut. Banyak sutradara Soviet terpengaruh oleh Teknik Montase Kuleshov pada masa itu, termasuk Sergei Eisenstein, Dziga Vertov, dan Vsevolod Pudovkin. Sergei Eisenstein, seorang siswa Kuleshov, mengajukan gagasan-gagasan yang memunculkan Teori Montase Soviet yang masih terkenal hingga saat ini. Eisenstein merupakan individu pertama yang menerapkan gaya montase Soviet dan menyebarkan konsep tersebut ke khalayak internasional lewat film-filmnya. Teori ini mengubah cara penyuntingan film dan mendukung lahirnya gerakan film Gelombang Baru di Prancis serta Hollywood.

Akhir resmi gerakan montase Soviet terjadi saat pemimpin Marxis Joseph Stalin berkuasa setelah kematian Lenin. Setelah itu, Uni Soviet kehilangan minat terhadap pesan-pesan anti-kemapanan dalam film-film montase. Para pembuat film perlu mengalihkan perhatian mereka dari montase ke Realisme Soviet. Akan tetapi, konsep sinematik gerakan itu meluas hingga tahun 1950-an dan tetap ada dalam teknik pengeditan film masa kini.

 

Gaya Montase Sovyet

 

Dasar gerakan Montase adalah mengedepankan penggabungan dari semua teknik film yang tersedia. Sutradara muda Soviet meyakini bahwa daya tarik film tidak hanya berasal dari performa para aktor terampil, tetapi juga dari rangkaian gambar yang telah diedit. Melalui teknik Montase, para sineas di Soviet mampu mengungguli rekan-rekan mereka di Hollywood pada masa itu berkat gaya penyuntingan yang dikembangkan oleh gerakan Montase Soviet.  Namun, konon katanya tidak dapat sembarangan menggunakan jenis pengeditan apa pun untuk menerapkan teknik ala Soviet ini. Terdapat beberapa karakteristik yang dapat menggambarkan gaya teknik penyuntingan khas Montase Soviet, seperti penggunaan potongan adegan yang cepat. Saat pembuat film ingin mengekspresikan bahwa emosi dalam sebuah film menjadi lebih intens, mereka sering kali menggunakan potongan yang cepat. Pemotongan ini dapat membuat film terasa lebih intens.

Faktor lain yang menjadikan gaya Montase Soviet khas adalah penggabungan dua gambar dalam satu baris. Contohnya, dalam film The Dark Knight Rises garapan Christopher Nolan, ada momen di mana Bane mengajarkan sesuatu kepada Batman. Christopher Nolan tidak hanya menampilkan aksi pertarungan antara Bane dan Batman, tetapi juga menyisipkan gambar Catwoman yang menunjukkan bagaimana Bane mengalahkan Batman. Ini menciptakan kesan mengenai tingkah laku Catwoman. Pemakaian dua adegan atau gambar yang berturutan seperti ini dapat membuat film menjadi lebih berkesan secara emosional. Tipe penyuntingan ini juga disebut sebagai Efek Kuleshov. Umumnya, gaya teknik penyuntingan montase Soviet sangat berkaitan dengan ritme dan tempo. Apabila sineas ingin menerapkan teknik ini, mereka perlu memperhatikan cara mereka menggabungkan musik dan gambar yang selaras dengan ritme atau tempo film. Semakin cepat ritme dan tempo, semakin penuh emosi film itu.

 

Warisan Teori Penyuntingan

 

Teori Montase Soviet memberikan kontribusi signifikan dalam industri perfilman hingga kini. Contoh pertama adalah penerapan berbagai macam teknik editing dalam film. Percobaan dengan metode-metode itu terinspirasi oleh sinema Impresionis dari Prancis dan Amerika. Penyuntingan mampu memberikan makna atau nuansa pada film tergantung pada urutan penyusunan adegan-adegan.  Montase Soviet juga lebih menyoroti kekuatan sosial sebagai penggerak alur dibandingkan dengan psikologi karakter yang dimainkan. Karakter itu menarik bukan sebagai individu, tetapi sebagai perjalanan kehidupan manusia yang memiliki pengaruh signifikan. Itulah sebabnya film Montase Soviet tidak selalu menonjolkan satu tokoh utama. Walaupun gerakan Montase Soviet selesai di awal 1930-an karena perubahan kebijakan pemerintahan terhadap seni, teknik, prinsip, dan gaya yang diterapkan pada waktu itu tetap berkembang dan mempengaruhi dunia perfilman hingga sekarang.

​Teori Montase Soviet merupakan metode pembuatan film yang menekankan pada bagaimana pilihan membentuk makna, bukan sekadar menata adegan secara kronologis. Eisenstein (1949) menyatakan bahwa pengeditan dan penggabungan berbagai gambar memberikan arti pada film. Sergei Eisenstein, Lev Kuleshov, dan Dziga Vertov merupakan tokoh-tokoh penting yang masing-masing memiliki metode unik untuk mengembangkan konsep ini. Sergei Eisenstein menghasilkan…  Ruang Film & Experimental 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *