Belajar Film? Siapa takut!

Belajar Film? Siapa takut!

Ruang Film & Ekseprimental berkesempatan untuk mengedukasi bagaimana ulas dan kritik film yang sebenarnya beda tipis kepada generasi muda, para (pemula) pegiat film. Narasumber secara lebih jauh menjelaskan bahwa masyarakat sering membicarakan film. Wacana umum mengenai sinema berpusat pada pembicaraan evaluatif. Seperti halnya respon masyarakat umum bahwa film tersebut bagus, film tersebut luar biasa. Kadang juga bersifat subjektif, seperti saya sangat menyukainya ataupun sebaliknya, saya merasa film itu jelek. Demikian pula para pengulas film menjadikan evaluasi film sebagai tujuan utama mereka, memberikan respon positif atau negative. Kadang juga berpikir tidak sesuai dengan ekspektasi. Atau harga tiket menonton yang mahal untuk film yang mereka anggap biasa-biasa saja. Sayangnya, cara pandang akademis, masyarakat umum, dan praktisi film sangat berbeda ‘tipis’. Seperti halnya studi film akademis dapat melibatkan evaluasi terkait kualitas film yang dikaji dari beragam pendekatan (tentunya) teori film. Atau masyarakat umum yang ‘memiliki’ keterbatasan ‘pengetahuan film’ akhirnya menilai dari baik buruknya saja (referential meaning). Berbeda lagi dengan praktisi film yang cenderung ‘berekspresi’, mengevaluasi film tertentu bukanlah, atau tidak selalu, merupakan tujuannya. Para pengulas film (sayangnya) juga tidak banyak melakukan pendekatan historis atau konteks sejarah untuk menciptakan pola pikir film sebagai bagian dari sejarah peradaban daripada mencermintakn tren sosial saat ini. Kesalahan yang ketiga, ulasan film juga cenderung monoton dan tidak terlalu analitis. Ia tidak mengeksplorasi bagaimana bagian-bagian film berhubungan satu sama lain secara sistematis; seperti membedah strategi plot atau aspek gaya; mengkaji manuver ideologis sutradara.

Kajian film, menurut David Bordwell, adalah upaya untuk memahami film dan proses pembuatan dan konsumsinya. Para pakar film memberikan penjelasan mengapa film menjadi seperti itu, mengapa film dibuat seperti itu, mengapa film dikonsumsi. Kebanyakan pembicaraan biasa tentang film menanyakan pertanyaan yang sangat jauh. Analisis film biasanya diawali dengan memecah seluruh fenomena menjadi bagian-bagian yang relevan dan menunjukkan bagaimana fenomena-fenomena tersebut memiliki korelasi yang utuh.

Jadi, seorang sejarawan film yang tertarik dengan cara kerja penciptaan film tertentu pada tahun 1930 akan membedakan bagaimana penciptaan film tersebut (misalnya tahapan proses pembuatan film). Kritikus film akademis akan membagi sebuah film menjadi beberapa analisis bagian (seperti adegan, sekuens, “babak”) untuk melihat bagaimana design film bekerja secara keseluruhan. Pebedaannya analisis mengenai pendekatan penciptaan film fokus terhadap cara kerja ‘struktural’, sedangkan analisis kritikus film akademis akan lebih cenderung pada interpretasi yang analitis. Ketika para pakar film berbicara tentang film, mereka biasanya juga menawarkan interpretasi: klaim tentang makna-makna yang tidak jelas yang dapat kita temukan dalam film. Interpretasi dapat dianggap sebagai penjelasan fungsional tertentu. Penafsiran mengandaikan bahwa aspek-aspek film (gaya, struktur, dialog, alur cerita) berkontribusi terhadap signifikansi film secara keseluruhan.

Terakhir, menurut narasumber, studi film paling baik didefinisikan sebagai proses mengajukan dan mencoba menjawab pertanyaan yang menimbulkan ruang diskusi yang utuh, tidak ada salah benar. Kebanyakan percakapan sehari-hari tentang film memiliki tujuan lain seperti untuk berbagi informasi, melakukan pertukaran sosial dengan orang lain, untuk mempelajari lebih lanjut tentang selera orang lain. Kajian film tentu saja mempunyai tujuan tersebut juga, namun seperti disiplin akademis lainnya, kajian film berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan cara yang sistematis, terbuka untuk diskusi dan kritik. Jadi kajian film berpusat pada pertanyaan-pertanyaan tertentu: pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan penjelasan sebagai jawabannya.

​Belajar Film? Siapa takut! Ruang Film & Ekseprimental berkesempatan untuk mengedukasi bagaimana ulas dan kritik film yang sebenarnya beda tipis kepada generasi muda, para (pemula) pegiat film. Narasumber secara lebih jauh menjelaskan bahwa masyarakat sering membicarakan film. Wacana umum mengenai sinema berpusat pada pembicaraan evaluatif. Seperti halnya respon masyarakat umum bahwa film tersebut bagus, film…  Ruang Film & Experimental 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *