Jurassic World Rebirth

Setelah seri terakhirnya, siapa yang masih percaya bahwa seri ini akan berakhir? Walau bisa jadi penikmat serinya sudah lelah, tetapi mustahil ini bakal berakhir. Seperti titelnya, Jurrasic World Rebirth bisa jadi dimaksudkan sebagai reboot serinya. Rebirth digarap oleh sineas spesialis “monster”, Gareth Edwards, yang kita kenal dengan film-filmnya, yakni Godzilla, Rogue One, hingga The Creator. Film ini dibintangi  Scarlett Johansson, Mahershala Ali, Jonathan Bailey, Rupert Friend, Manuel Garcia-Rulfo, serta Ed Skrein. Bermodal USD 180 juta dan sentuhan sang sineas, akankah Rebirth menawarkan sesuatu yang baru dari serinya?

Dikisahkan Bumi dengan perubahan iklim dan kerusakan lingkungannya, kini tidak lagi bersahabat bagi dinosaurus. Jumlah mereka semakin menurun dan kini hanya eksis di wilayah khatulistiwa. Sementara seorang tentara bayaran profesional, Zora Bennet (Johansson) mendapat pekerjaan besar dari perusahaan farmasi melalui perwakilannya, Martin Krebs (Friend). Misinya sederhana, yakni mengambil sampel darah dari tiga hewan purba raksasa yang berada di perairan, darat, dan udara. Tim dibantu ahli hewan purba, Dr. Henry Loomis (Bailey) yang mendampingi mereka di lapangan. Namun, misi ini rupanya tidak semudah yang mereka pikir.

Apa yang saya harapkan dari kisah lanjutan seri ini? Jujur, tidak ada. Saya pun sama sekali tidak mengetahui film ini diproduksi, tidak hingga trailer-nya muncul. Bagi saya, seri ini sudah habis dan sulit untuk mencari sesuatu yang baru, setelah tujuh filmnya, sejak Jurassic Park (1993). Nyaris tak ada yang membekas dari seri Jurrasic World, kecuali hanya sensasi nostalgia pada seri terakhirnya. Formula plotnya semua nyaris senada, kucing-kucingan antara manusia dan dinosaurus, dengan masalah yang sesungguhnya dibuat oleh manusia sendiri. Esensi serinya sudah ada sejak pertama dan tak pernah berubah, bahwa dinosaurus dan manusia, tidak bisa eksis di masa yang bersamaan.

Lantas apa lagi premisnya sekarang?

Premisnya adalah bagaimana cara film ini bisa menghasilkan profit sebesar-besarnya. Misi yang lebih berbahaya. Yes. Mustahil alias konyol jika perlu. Dino yang lebih kuat. Yes. Aksi yang sebelumnya belum pernah ada. Yes. Rating PG-13 agar bisa ditonton anak-anak. Yes. Semua poin ini ada pada plotnya sekalipun harus mengorbankan nalar dan akal sehat. Lubang plot muncul di sana-sini yang membuat lelah karena sudah hampir tidak ada aturan main yang bisa dipegang. Salah satu kesalahan terbesar adalah lagi-lagi membawa karakter bocah cilik ke dalam plotnya. “Armor” (perlindungan) plot terhadap tokoh bocah tentu tak terhindarkan dan ini yang membunuh plotnya sendiri (predictable).

Aksi-aksinya pun sama. Beberapa aksi seru di perairan memang terlihat sangat natural, dan ini belum pernah ada dalam seri sebelumnya. Hanya kadang mereka lupa, yang dihadapi kali ini bukan “Jaws” tapi dino yang ukurannya beberapa kali lipat lebih besar dan bisa berenang lebih cepat. What the heck…they need a bigger boat”. Mereka sudah menyadari ini sejak awal bukan? Sekarang bicara aksi dino di daratan dan udara. Entah ini hanya saya, tetapi efek visualnya sama sekali tidak terlihat natural dan bahkan saya pun menyadari jika itu dilakukan di studio. Dibanding semua serinya (pada era rilisnya tentu), ini adalah pencapaian CGI yang terburuk. Satu lagi yang membuat saya tertawa geli, apakah tidak ada bentuk “rancangan” lain untuk D-REX yang mirip dengan Xenomorph. Ini sungguh luar biasa konyol!

Tidak ada keraguan, Jurassic World Rebirth adalah film terburuk di serinya, baik naskah, aksi, hingga efek visual, tanpa ada sedikit pun cakaran dino membekas. Bahkan hingga score alias ilustrasi musik tema “Jurrasic Park” yang selalu menjadi pendukung kuat adegannya, beberapa kali terdengar di momen yang kurang tepat. OMG. Satu catatan poin buruk adalah sang sineas, Gareth Edwards. Saya adalah pengagum berat Godzilla yang merupakan masterpiece, juga film indie-nya, Monsters. Namun, sejak Rogue One hingga kini, semua karyanya semakin menukik tajam. Kepiawaian dan stempel sang sineas, masih terlihat dalam beberapa adegan, namun untuk apa jika naskahnya terlalu konyol. Entahlah, mungkin capaian ini bakal berhasil untuk penonton masa kini.

The post Jurassic World Rebirth appeared first on montasefilm.

​Tidak ada keraguan, Jurassic World Rebirth adalah film terburuk di serinya, baik naskah, aksi, hingga efek visual, tanpa ada sedikit pun cakaran dino membekas.
The post Jurassic World Rebirth appeared first on montasefilm.  montasefilm 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *